Tuesday, September 27, 2011

Uranium : Pengelolaan bahan bakar dari Tambang sampai Limbah Lestari

Dalam operasinya PLTN tipe LWR mengkonsumsi bahan bakar uraniun dengan sedikit pengkayaan atau berkisar 3 % sampai 4 %, artinya bahwa komposisi isotop uraniumnya mengandung isotop dengan berat atom 235 (U-235) sebesar sekitrar 3 - 4 %. Peningkatan kandungan isotop U-235 dari komposisi alamiah sekitar 0,7 %  menjadi 4 % disebut suatu proses pengkayaan (enrichment).  Bentuk uranium yang menjadi bahan bakar dalam PLTN adalah berupa pelet-pelet keramik UO2 yang disusun menjadi suatu batang dan total konsumsi UO2 ini sebanyak sekitar 24 ton per tahunnya atau persatuan periode operasi yang saat ini telah mencapai 1,5 sampai 2 tahun.
Sebagai gambaran kegiatan pengelolaan uranium sebagai bahan bakar PLTN mulai penambangan sampai menjadi bahan bakar nuklir pada PLTN jenis PWR dan selanjutnya sampai menjadi limbah radioaktif yang lestari (permanen) dapat diperlihat pada ilustrasi berikut,


 Gambar siklus bahan bakar uranium untuk PLTN jenis PWR

Seluruh Siklus bahan bakar nuklir ini  sering disebut  sebagai rantai bahan bakar nuklir, yakni serangkaian proses pengolahan bahan bakar nuklir yang melalui serangkaian tahap-tahap berbeda. Dalam terminologi  nuklir, siklus ini dikategorikan sebagai tahapan "hulu" (front end), dimana uranium disiapkan sebagai bahan bakar reaktor, dan tahapan "hilir" (back end), dimana proses pengaturan, pengelolaan, atau pengolahan kembali bahan bakar bekas dilakukan.

Apa yang harus disadari dalam pengembangan energi nuklir ini adalah bagaimana kita dapat memahami seluruh proses ini , terutama yang manjadi isu lingkungan adalah pada tahap hilir yang berada pada proses penyimpanan lembah lestari atau dengan bahasa hariannya adalah tempat pembuangan akhir (TPA).


No comments:

Post a Comment