Melihat ke belakang, kita akan lebih bijak bila mengukur perkembangan ilmu, teknologi dan kebutuhan energi di mulai sejak awal 1960an. Dunia baru saja damai (peace) dari peperangan. Pada masa tersebut iptek nuklir menjadi berlabel “Atom for Peace”. Gambaran konsumsi energi dunia berdasarkan pada laporan ‘Bp world energy consumption 2016’ dapat terlihat sebagai bentuk berikut,
Lalu untuk membuat proyeksi selanjutnya, maka lebih
baik dimulai dari awal tahun 1990an, ketika dimulainya era internet, dunia
menjadi tak berbatas (borderless). Gambaran proyeksi kebutuhan energi dunia
berdasarkan pada laporan ‘International Energy Outlook 2017 (IEO2017)’
dapat terlihat sebagai bentuk berikut,
Kebutuhan energi dunia pada tahun 2040 meningkat sebesar 28 % dibandingkan dari pada tahun 2015. Peran energi nuklir akan menyumbang lebih besar lagi, yakni 7 persen di tahun 2040.
Tentu saja, dengan terjadi peningkatan energi nuklir dunia, banyak negara belum dapat meninggalkan atau melepaskan ketergantungan pada energi nuklir. Bila kita ekstrapolasikan garis waktu ke 50 tahun ke depan, maka energi nuklir masih terus dibutuhkan. Kesadaran yang dapat diambil adalah jika kita ingin memanfaatkan energi nuklir dengan bijaksana, maka dengan bijaksana pula kita harus menguasai ilmu dan teknologi nuklir
No comments:
Post a Comment